Ahh, moving. It's about as pleasant as dental work, traffic jams or taking charge of a country that's facing two wars and a tanking economy.
Yes, Mr. Obama, it's time to pack. And now that you've established who's in charge of environmental and energy policy for the entire country, we thought we'd give you a few tips on improving the environmental and energy policies of your new house--including how you're getting there.
In our first installment of 44 Tips for the 44th President, we're tackling the green move. To a certain extent, the Obamas have a head start: Keeping with tradition, Obama will be traveling to the inauguration partly by train, which is one of the greenest ways to travel and to ship freight. Unfortunately, there aren't any moving companies that use rail freight, so he'll have to rely on much dirtier diesel trucks instead.
The average 18-wheeler gets an abysmal 5 to 6 mpg, which, for a 701-mile Chicago-to-Washington trip, spews about 1.5 tons of greenhouse gases into the atmosphere. Although quite a few local and in-state moving companies have switched to hyper-efficient trucks or ones that use renewable fuels (like Moishe's in New York City, Go Green Moving in Southern California and even Big Green Moving in the D.C. area), national companies haven't been as quick to follow suit.
Obama's best bet is to hire a moving company that belongs to the EPA's voluntary SmartWay Transport Partnership, a program that helps companies like ABF Freight Systems and its U-Pack residential moving division and Penske Truck Rental, which rents trucks to DIY movers, audit the environmental performance of their operations and then set greenhouse-gas and fuel-reduction goals they believe can be reached within three years.
But first, the Obamas have to actually pack. One would hope that the future leader of the free world could be environmentally conscious about his packing materials without having to go dumpster diving behind liquor stores, bookshops and the other usual suspects to find reusable boxes. UsedCardboardBoxes.com sells, well, used cardboard boxes (at a lower price than most moving companies charge for new ones) and then picks them up to reuse again or recycle after you've moved.
Sadly, the coolest green packing company we found doesn't serve the Chicago area yet--but maybe they'd be willing to make an exception for a relatively important client. Earth Friendly Moving, based in California, has perfected the art of turning trash into moving materials. They mine landfills for plastic, which they use in sturdy plastic containers that are rented for $1 per box per week (and are closed not with tape but with zip ties made from recycled bottle caps). Rather than bubble wrap, the company has created its own packaging wrap from cardboard recycling sludge, packing peanuts come from newspaper recycling sludge, and box labels are made from the starches left over from ethanol production. Even the plastic pallets used for delivery and pickup are made from recycled (and sanitized) disposable diapers.
So, Mr. President-elect, as you're driving down the highway in your fuel-efficient truck with your belongings securely stored in recycled boxes, think about what else you'll need to improve your new digs--low-flow toilets? Water-saving showerheads? Arianna Huffington is already envisioning organic cotton curtains and nontoxic cleaning supplies, but we'll have a few more ideas for you in the weeks ahead...
PENDAHULUAN
Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai untuk menimba air.
Kegunaan pompa air perlu dikenalkan kepada masyarakat pedesaan. Mereka perlu didorong untuk mencoba cara yang lebih menguntungkan dalam pengambilan air. Waktu dan tenaga yang biasanya digunakan untuk menimba air dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
Dalam bahasan berikut akan dijelaskan cara pembuatan pompa air yang dapat dikerjakan oleh masyarakat pedesaan. Bahan dan alat-alatnya mudah diperoleh di desa dan biayanya pun murah. Pemakaian serta pemeliharaannya juga mudah.
URAIAN SINGKAT
Pompa hisap sistim balok penjepit dapat digunakan pada sumur yang mempunyai kedalaman 15-20 m. Bahan dan alat mudah didapat di daerah pedesaan. Pompa hisap tekan ini telah disederhanakan untuk memenuhi kebutuhan di daerah pedesaan.
BAHAN
Besi (yang sudah digalvanisir)
Baut
Mur
Batang (diameter 12 mm)
Sambungan diameter ganda
Pipa cabang T
Pipa air
Kayu (jenis yang keras)
Lain-lain :
kulit tahan air atau karet
meni timah/meni besi
bahan pengawet kayu (karboleum)
semen
PERALATAN
Bor kayu
Kunci tangkai
Gergaji besi dan kayu
2 (dua) buah tang pipa
Pita ukur
Kikir kayu/sugu kayu
Alat tap dan pisau ulir untuk membuat ulir sekerup
Tabel 1. Ukuran-Ukuran yang dipakai
Tinggi Penaikan
Diameter maksimum silinder
Diameter maksimum pompa
Panjang Pegangan
<>
10 cm
10 cm
20 + 80 cm
8 m
8 cm
7 cm
20 + 90 cm
12 m
7 cm
5 cm
20 + 100 cm
15 m
6 cm
4 cm
20 + 110 cm
PEMBUATAN
Dibuat silinder, katup kaki dan pengisap
Silinder pompa, terdiri dari pipa galvanisir panjangnya +/- 60 cm yang bagian atasnya dilengkapi dengan ulir sebelah luar. Bagian dalam dari silinder harus selicin mungkin untuk menghindari kerusakan pada torak penghisap. Ukuran serta cara pemasangan seperti Gambar 1.
Gambar 1. Silinder pon
Torak penghisap, merupakan suku cadang dari pompa yang menentukan tinggi tekan maksimal dan kapasitas pompa. Untuk tinggi penaikan yang lebih dari 12 meter dapat dipasang 2 buah penghisap (Gambar 2).
Penghisap dibuat dari lempengan karet yang diberi 6 ayau 8 buah lubang (Gambar 3) kemudian dengan katup kulit dipasang pada batang torak.
Gambar 2. Torak pengisap ganda
Gambar 3. Karet penghisap penampang berllubang-lubang
Katup kaki, untuk mencegah mengalirnya kembali air yang telah terdapat dalam silinder menuju lubang masuk. Katup ini dipasang pada bagian bawah silinder pompa (Gambar4).
Gambar 4. Penutup kaki
Pemasangan rumah pompa
Kontruksi rumah pompa dengan balok penjepit (Gambar 5), caranya dengan menjepit tabung pompa dengan 2 buah balok penjepit yang ditahan pada penahan-penahan pegangan dengan 2 buah baut panjang (Gambar 6).
Potongan pompa seperti ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 5. Kontruksi rumah pompa tanpa sambungan las
Gambar 6. Pemasangan rumah pompa
Gambar 7. Potongan rumah pompa
Pegangan pompa
Terbuat dari kayu keras ukuran minimal 6 x 6 cm
Pegangan pompa 80-120 cm (Gambar 8). Salah satu ujungnya harus diserut menjadi bentuk yang dapat dipegang, sedang pada ujung lainnya dihubungkan batang torak dengan jarak antara lubang engsel dan lubang pemasangan batang toral kira-kira 20 cm.
Gambar 8. Pegangan pompa
Gambar 9, merupakan batang pompa yang dihubungkan pada pegangan dengan bantuan suatu balok engsel pada bagian atas balok diberi 2 buah mur. Batang pompa harus dijepit kokoh dalam balok pengikat.
Gambar 9. Pemasangan batang torak pada pegangan
Pemasangan akhir pompa
Apabila rumah pompa dan silinder pompa telah siap maka semua suku cadang dicat dengan meni timah atau besi, sedang bagian-bagian kayu dilindungi dengan bahan pengawet kayu.
Torak penghisap dan klep kaki dipasang dengan tepat dalam silinder, sedang silinder dipasang pada tabung pompa. Kemudian semua alur diberi lapis ter untuk mencegah karat.
Gambar 10, cara memperpanjang batang torak
Perakitan dapat dilihat pada Gambar 11, 12, 13, dan 14.
Gambar 10. Perpanjangan batang torak dengan bantuan sambuangan berulir / dilas
Gambar 11. Pemasangan pompa
Keterangan :
1. Penutup celah antara lempengan dasar dan tutp sumur dengan semen
2. Pembuatan suatu lantai miring agar air bocoran dapat mengalir tanpa mencemari sumur
Gambar 12. Penutupan sumur guna mencegah pencemaran oleh air bocoran
Gambar 13. Suku Cadang Utama Sebuah Pompa Hisap
Gambar 14. Prinsip kerja sebuah pompa hisap
PEMELIHARAAN
Kencangkan baut dan mur yang longgar
Cat secara teratur suku cadang yang berkarat
Ganti suku cadang yang aus dan rusak
Perbaiki semen yang retak-retak
KEUNTUNGAN
Penggunaan pompa penghisap ini dapat mencapai tinggi penaikan sebesar 15 sampai 20 m
KERUGIAN
Dengan sistem balok penjepit, kekuatan dari pompa berkurang dan tidak tahan lama.
Pengerjaan konstruksi lebih rumit
DAFTAR PUSTAKA
Pompa Hisap. Publikasi TOOL (Belanda) Terjemahan : Pusat Dokumentasi Informasi PTP-ITP, Bandung.
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.
I. PENDAHULUAN. bermain, sesungguhnya tidak hanya dimiliki oleh bangsa manusia saja, yang merupakan mahluk yang diciptakan Tuhan paling sempurna. Namun juga dimiliki atau dilakukan oleh satwa, khususnya binatang yang mempunyai tulang punggung (vertebrata). Bermain juga tidak dimonopoli oleh mahluk hidup di masa anak-anak atau remaja, namun juga dilakukan oleh mereka yang telah menginjak usia dewasa atau usia lanjut. Pada mahluk hidup, bermain adalah proses belajar. Umumnya, merupakan salah satu aktifitas harian untuk membentuk diri. Pada saat bermain, mereka melakukan kagiatan meniru atu mencontoh atau dalam alam “khayal” mereka, seolah-oleh sudah tumbuh menjadi orang dewasa. Misalnya satwa karnivora (pemakan daging dan pemburu) saat saat tertentu bermain atau berlatih untuk memburu mangsa. Bahkan seringkali terjadi satwa buruan dipermainkan terlebih dahulu sebelum dimakan. Atau satwa primata belajar membuat sarang, belajar bergantungan saat induknya tidak ada aktifitas. Pada bangsa manusia, bermain, lebih cenderung untuk belajar mengenal sesuatu yang ada di sekitar kita atau membayangkan permainan tersebut di luar alam pikiran mereka, seolah-olah sudah mampu untuk mandiri. Di masa anak-anak ada istilah “teman bermain dalam khayalan”. Misalnya anak lelaki yang bermain dengan pesawat atau mobil-mobilan. Dalam khayalannya mereka telah mampu untuk mengemudi pesawat atau mobil. Bahkan mampu melakukan perlawanan bila ada musuh yang mengganggu. Atau anak perempuan yang bermain dengan boneka atau alat-alat dapur. Dalam alam khayalannya, anak-anak tersebut seolah-oleh telah mampu untuk memasak dan berperan sebagai ibu rumah tangga untuk mengasuh anak-anak atau bayi, seperti yang dilakukan oleh orangtuanya. Permainan-permainan adalah sesuatu kegiatan yang disukai anak-anak, berkumpul, bergembira, berkreasi dalm alam pikirannya. Untuk itu pesan-pesan untuk kegiatan pelestarian alam dpat disisipkan dalam permainan ini. Ada beberapa tingkatan untuk memperkenalkan pelestarian terhadap anak-anak usia sekolah ini, yaitu : 1. Tahap perkenalan. Dalam tahapan ini anak-anak dikenalkan tentang jenis-jenis flora dan fauna melalui permainan. Pengenalan ini dapat menggunakan indera mereka, yaitu mencium, meraba, merasa, melihat dan mendengar. Dengan mengenal beberapa jenis flora dan fauna dengan berbagai bentuk permainan, diharapkan mereka akan mengenal dan mencintai. 2. Pengetahuan tentang timbal balik atau saling ketergantungan. Dalam permainan ini lebih mengarah kepada sebuah pengetahuan, bahwa manusia atau mahluk hidup yang ada di dunia ini tidak dapat hidup sendiri, saling tergantung satu asma lain. Permainan permainan ini akan menunjukkan bahwa bila di alam terjadi pemutusan hubungan ini, maka akan terganggu keseimbangan lingkungan. 3. Sebab akibat. Permainan juga dapat disisipkan sebuah pesan konservasi tentang sebab akibat terjadinya ketimpangan dalam kehidupan di alam. 4. Jalan keluar. Untuk mengambil jalan keluar dan memecahkan suatu masalah, juga dapat dilakukan dengan permainan. Dari proses sebuah permainan yang diberikan kepada siswa, diharapkan dapat dikenal, dimengerti dan dipahami serta tidak membosankan. Sehingga permainan merupakan salah satu jalan untuk menyaipakan pesan-pesan apa saja kepada anak usia sekolah.
II. MAKNA SEBUAH PERMAINAN. Permasalahan lingkungan semakin komplek, penambahan penduduk terus meningkat, sehingga perlu terjadinya sebuah keseimbangan lingkungan. Pendidikan formal yang dilakukan di sekolah-sekolah masih belum banyak berperan dalam memecahkan permasalahan lingkungan. Sedangkan pendidikan lingkungan saat ini, sangat sulit dilakukan dengan cara pendidikan formal, atau pendidikan, penyuluhan di dalam ruangan, khususnya bagi masyarakat pedesaan dan siswa sekolah. Pendidikan lingkungan saat ini yang sedang dilakukan dikemas dalam bentuk permainan, dan dilakukan di luar ruangan. Dengan sebuah permainan yang digemari oleh siswa, diharapkan dapat dimengerti oleh peserta. Semua kegiatan yang dilakukan, tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Demikian juga permainan-permainan yang diberikan kepada pengunjung ataupun siswa sekolah yang datang atau mengikuti program-program pendidikan di ALAM KITA. Setiap permainan yang diberikan, mempunyai arti atau makna bagi pengunjung tentang pengetahuan terhadap alam. Diharapkan peserta dapat mengetahui dengan sendirinya tentang arti sebuah permainan. Makna dari sebuah permainan dapat berupa penghayatan, pemahaman, dan pengertian. Atau untuk selanjutnya peserta diharapkan akan mengetahui, menyadari dan dapat menularkan pengetahuan itu kepada masyarakat luas, syukur kalau mampu, dapat mengajak masyarakat sekitarnya untuk melakukan kegiatan dan usaha pelestarian alam. Untuk itulah peran dari seorang pemandu, pembawa acara atau interpreter sangat penting untuk mengarahkan peserta dalam melakukan sebuah permainan serta tukar pengalaman dalam diskusi, sangat dibutuhkan, agar makna yang terungkap dari peserta bisa diambil sebuah pemahaman yang cukup jelas. Misalnya dalam permainan penebang pohon, pada akhir sharing diharapkan peserta memahami benar pentingnya pohon untuk kehidupan satwa. Makna-makna sebuah permainan sebaiknya dibahas setelah permainan dilakukan. Peserta diajak berdiskusi, kesan-kesannya. Sedapat mungkin setiap peserta berbicara tentang arti permainan tersebut. Permainan-permainan yang diberikan atau diperagakan, sebainya dilakukan dengan sepenuh hati, benar-benar, serius tapi santai dan selalu bergembira. Setiap permainan mempunyai tujuan tentang pesan-pesan yang akan disampaikan. Misalnya permainan untuk perkenalan, antusias ataupun evaluasi. Sehingga permainan itu akan tercapai tujuan yang diinginkan.
III. PERMAINAN SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN LINGKUNGAN Salah satu metode penyampaian materi pendidikan lingkungan adalah melalui bentuk permainan. Melalui proses bermain ini dimungkinkan penyampaian berbagai pesan dalam suasana yang santai dan ringan akan dimengerti oleh peserta. Sesuatu pros lanjutnya, satu hal yang penting dalam kegiatan bermain adalah diikutinya kegiatan dengan es ‘berbagi rasa’ (sharing). Proses ini sangat penting dan mutlak dilakukan jika ingin menyampaikan materi mengenai pendidikan lingkungan. Hal ini dikarenakan di dalam proses berbagi rasa setiap peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan bermain tersebut. Perasaan dan pengalaman yang diperoleh ini menyiratkan makna yang didapat oleh peserta dari kegiatan tersebut. Makna dari permainan tersebut bisa berupa penghayatan, pemahaman, pengertian atau yang lainnya. Oleh sebab itu peran dari seorang pemandu untuk mengarahkan peserta dalam sharing sangat dibutuhkan, agar makna yang terungkap dari peserta bisa diambil sebuah pemahaman yang cukup jelas. Misalnya dalam permainan penebang pohon, pada akhir sharing diharapkan peserta memahami benar pentingnya pohon untuk kehidupan satwa. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermain : 1. Tingkat usia 2.Jumlah peserta 3.Memberi rasa aman 4.Kesiapan peserta 5.Kesiapan fasilitator
A. Tahapan Bermain Agar penyampaian materi mencapai tujuan yang diinginkan, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan. Setiap tahap memiliki fungsi dan tujuan berbeda. Secara umum, tahapan tersebut adalah: 1. Ice breaking Umumnya, di awal suatu kegiatan, peserta seringkali masih merasa malu, ragu, maupun takut, terutama jika antar saling peserta belum saling mengenal. Permainan yang bersifat pemecah kebekuan (ice breaking) ini memegang peranan penting untuk bisa merangsang rasa ingin tahu dan membangun konsentrasi peserta karena kegiatan ini berfungsi sebagai sarana perkenalan antar peserta maupun fasilitator, membangkitkan semangat dari para peserta, maupun untuk meminimalkan kepasifan dari para peserta. Jenis permainan ini biasanya selalu diadakan di awal rangkaian kegiatan, merupakan aktivitas yang memancing tawa, dan memberi kesempatan bagi para peserta untuk berinteraksi secara aktif dan Main-main di alam 5 intensif (misalnya bersentuhan, bercakap-cakap/menyampaikan informasi, dsb). Waktu yang diperlukan adalah sekitar 5 – 10 menit. 2. Materi/Antusiasme Materi dan antusiasme, merupakan pokok dan tujuan sebuah permainan itu dilakukan. Umumnya permainan ini menimbulkan keingin tahuan peserta dari sebuah permainan tersebut. Atau sebuah permainan untuk memberikan pengetahuan tentang alam kepada peserta, melalui permainan. Misalnya pengetahuan tentang jaring-jaring kehidupan. Mahluk hidup di alam saling tergantung satu sama lain. Apabila salah satu terputus, makan kehidupan mereka di alam akan terganggu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan permainan yang mudah dihayati oleh peserta. Masih bayak contoh permainan lainnya. 3. Evaluasi Sebuah pendidikan di alam dapat diketahui diketahui atau dihayati oleh peserta atau tidak, dalam akhir sebuah kunjungan dapat dilakukan evaluasi langsung. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan sebuah permainan juga. Misalnya membuat puisi, ceritera, lukisan dsb. Hal ini dapat menjadi kenangan pengunjung setelah meninggalkan lokasi pendidikan. 4. Sharing Tukar pengalaman setelah kunjungan lapangan sangat penting artinya dalam sebuah pendidikan konservasi alam. Tidak semua pengunjung mengetahui atau menemui sesuatu yang dianggap menarik bagi mereka. Ada yang suka serangga, tapi ada pula yang suka dengan tumbuhan dsb. Untuk itu tukar pengalaman setelah kembali dari lapangan, tukar pengalaman ini diharapkan dapat menambah wawasan peserta atau pengetahuan tentang kehidupan di alam.
B. Peranan Fasilitator Fasilitator sebuah permainan, merupakan salah satu yang mendukung dalam penyampaian informasi atau pengetahuan alam kepada pengunjung. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh fasilitator dalam memandu sebuah permainan. 1. Memilih permainan yang tepat bagi kelompok yang bersangkutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: tujuan yang ingin dicapai, jumlah dan umur peserta, alat bantu yang diperlukan, tempat dan waktu yang tersedia. Perhatikan pula kondisi peserta, jika kelihatannya merasa lelah, pilihlah permainan yang menghibur dan menyegarkan, serta tidak banyak gerakan fisik. Jika permainan membutuhkan konsentrasi dari peserta maupun suasana yang tenang, pilihlah waktu pagi atau malam hari. Di awal permainan, peserta seringkali merasa ragu atau kuatir, hal ini adalah hal biasa. Untuk menghadapi hal ini, yakinkan peserta bahwa permainan tidak akan membahayakan diri mereka. Selain itu, pilihlah beberapa permainan singkat yang bersifat menghibur dan mencairkan kekakuan suasana. Jangan ragu untuk mengubah atau melakukan improvisasi terhadap jenis permainan yang dipilih. Pilihan kata, istilah, contoh, dan sebagainya yang cocok bagi satu kelompok, belum tentu akan dimengerti/memiliki makna bagi kelompok berbeda. Untuk itu, fasilitator dapat mengganti/ mengubahnya agar sesuai dengan keadaan kelompok. 2. Mengatur ruangan latihan Aturlah posisi agar antar sesama peserta dan fasilitator dapat bebas saling melihat satu sama lain. Sebisa mungkin jauhkan benda-benda (misalnya meja tulis) yang dapat menghalangi komunikasi dan menjauhkan satu sama lain. Posisi yang paling memungkinkan untuk hal ini adalah duduk dalam lingkaran. Selain memberi kebebasan untuk saling memandang, posisi ini juga memberi perasaan kesamaan hak, tidak ada yang lebih istimewa dari yang lain. 3. Membawakan permainan Tahap permulaan --- fasilitator mengusulkan suatu permainan, menjelaskan cara dan aturan bermain. Pastikanlah bahwa semua peserta memahami cara dan peraturan tersebut. Jika perlu beri kesempatan untuk mencoba atau memberi contoh, sebelum mulai bermain yang sesungguhnya. Penjelasan yang diberikan sebaiknya dihafalkan terlebih dulu. Jika penjelasannya dibacakan maka interaksi dengan para peserta akan terasa kaku dan membosankan. Tahap bermain --- Peran aktif peserta merupakan penentu dari hasil proses bermain. Fasilitator merupakan pengamat dari proses tersebut, yang akan berguna untuk pembahasan evaluasi setelah bermain selesai. Untuk membina keakraban antara peserta dan fasilitator, serta menumbuhkan keberanian, fasilitator dapat ikut berpartisipasi dalam permainan. Dalam hal ini fasilitator harus bertindak sebagai ‘salah satu anggota kelompok’. Namun demikian, fasilitator perlu hati-hati, agar peserta tetap bersikap sebagaimana adanya dan tidak hanya mengulangi/meniru tingkah laku fasilitator. Tahap evaluasi dan refleksi --- Tahap ini sangat penting dan tidak boleh terlewatkan. Melalui tahap ini, arti dan pentingnya permainan baru akan jelas bagi para peserta. Fasilitator perlu memotivasi peserta, untuk memikirkan pengalaman yang diterima dan memberanikan mereka untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Pertanyaan tentang pengalaman dan perasaan mereka setelah bermain, dapat membantu peserta pada tahap ini. Dalam tahap ini, fasilitator memberi kesempatan pada semua peserta untuk berbicara. Pada akhirnya, fasilitator menutup proses bermain dengan memberikan kesimpulan pikiran dan perasaan peserta, serta menunjukkan hasil atau arti penting dari permainan yang baru saja dilakukan.
C. Bagaimana caranya menjadi fasilitator yang berhasil?. 1. Milikilah rasa humor. 2.Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, hindari penggunaan jargon/istilah tertentu. 3.Hadapi peserta dengan luwes, tidak kaku. 4.Berikan waktu yang cukup bagi peserta untuk berpikir dan menjawab. 5.Ungkapkan perasaan sendiri. 6.Perhatikan kondisi diri sendiri. (hal ini merupakan pegangan untuk merasakan situasi di dalam kelompok. Jika fasilitator merasakan suatu kebosanan, biasanya kelompok juga memiliki perasaan serupa). 7.Perhatikan bahasa tubuh para peserta.
D. Yang harus dihindari oleh fasilitator. 1. Menilai pemikiran dan perasaan peserta (kelompok juga jangan menilai hal-hal yang diungkapkan oleh peserta). Di dalam setiap permainan tidak ada yang benar atau salah. Proses bermain memberi kesempatan penghayatan yang berbeda bagi masing-masing peserta. Satu peserta akan merasakan arti bermain yang bersifat subyektif dan berbeda dari peserta lain. 2.Menolong/membantu peserta, karena peserta akan menolong dirinya sendiri. Memakai kalimat “seharusnya....’, atau ‘sebaiknya ...’ 3.Memaksakan peserta untuk melakukan tindakan apa pun. 4.Memberikan jawaban atas masalah peserta. Beri dorongan pada peserta untuk menemukan jawaban sendiri, jangan memberi ceramah atau nasehat tentang suatu hal.
IV. JENIS-JENIS PERMAINAN Salah satu metode penyampaian materi pendidikan lingkungan bisa disampaikan dalam bentuk permainan, karena tenyata dalam proses bermain terdapat makna-makna, yang apabila diungkap dalam bentuk sharing dengan peserta setelah melakukan kegiatan akan terungkap berbagai pengalaman cukup menarik dari si pelaku kegiatan 1. Mamecahkan suasana beku 2. permainan antusiasme 3. Evaluasi
Sumber : Main main di hutan - Diterbitkan oleh Conservation International Indonesia, 2000
The lynx is a solitary cat that haunts the remote northern forests of North America, Europe, and Asia. Lynx are covered with beautiful thick fur that keeps them warm during frigid winters. Their large paws are also furry and hit the ground with a spreading toe motion that makes them function as natural snowshoes.
These stealthy cats avoid humans and hunt at night, so they are rarely seen.
There are several species of lynx. Few survive in Europe but those that do, like their Asian relatives, are typically larger than their North American counterpart, the Canada lynx.
All lynx are skilled hunters that make use of great hearing (the tufts on their ears are a hearing aid) and eyesight so strong that a lynx can spot a mouse 250 feet (75 meters) away.
Canada lynx eat mice, squirrels, and birds, but prefer the snowshoe hare. The lynx are so dependent on this prey that their populations fluctuate with a periodic plunge in snowshoe hare numbers that occurs about every 10 years. Bigger Eurasian lynx hunt deer and other larger prey in addition to small animals.
Lynx mate in early spring or late winter. About two months later, females give birth to a litter of one to four young.
Humans sometimes hunt lynx for their beautiful fur. One endangered population, the Iberian lynx, struggles to
LYNX
Felis lynx
Jenis: Binatang menyusui
Diet: Binatang pemakan daging
Ukuran: badan dan Kepala, 32 [bagi/kepada] 40 di (dalam) ( 80 [bagi/kepada] 100 cm); Ekor, 4 [bagi/kepada] 8 di (dalam) ( 10 [bagi/kepada] 20 cm)
Berat/Beban: 22 [bagi/kepada] 44 lbs ( 10 [bagi/kepada] 20 kg)
perlindungan Status: Yang ter;diancam
Ukuran sehubungan dengan suatu 6-ft ( 2-m) manusia:
Lynx Profile
BINATANG BUAS MIRIP HARIMAU PROFIL
Binatang buas mirip harimau adalah suatu solitary kucing yang menghantui hutan [yang] utara yang remote [dari;ttg] Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Binatang buas mirip harimau mempunyai sejumlah bulu binatang [yang] tebal indah yang [menyimpan/pelihara] [mereka/nya] hangat selama musim dingin dingin sekali. cakar [yang] Besar mereka adalah juga berbulu lembut dan memukul landasan dengan suatu penyebaran jari kaki mengisyaratkan itu membuat [mereka/nya] berfungsi sebagai sepatu salju alami.
Stealthy kucing ini menghindari manusia dan pencarian pada malam hari, sehingga mereka jarang dilihat.
Ada beberapa jenis binatang buas mirip harimau. Sedikit survive di (dalam) Eropa tetapi . yang, [seperti;suka] [famili; keluarga] Asia mereka, secara khas lebih besar dari Amerika Utara mereka Rekan pendamping, Canada Binatang buas mirip harimau.
Semua binatang buas mirip harimau adalah pemburu trampil yang menggunakan tatap muka agung ( berkas pada [atas] telinga mereka adalah suatu alat bantu dengar) dan penglihatan yang sangat kuat yang suatu binatang buas mirip harimau dapat menyoroti seekor tikus 250 kaki ( 75 meter) pergi.
Canada Binatang buas mirip harimau makan tikus-tikus, tupai, dan burung-burung, tetapi menyukai sepatu salju kelinci. Binatang buas mirip harimau menjadi sangat bergantung pada [atas] mangsa ini yang populasi mereka berubah-ubah dengan suatu loncatan berkala di (dalam) sepatu salju kelinci angka-angka yang terjadi sekitar tiap-tiap 10 tahun. indo(eropa) Lebih besar Binatang buas mirip harimau berburu rusa dan mangsa lebih besar lain sebagai tambahan terhadap binatang kecil.
Binatang buas mirip harimau kawin di (dalam) awal [musim semi/ mata air] atau musim dingin akhir-akhirnya. Sekitar dua bulan kemudian, wanita memberi kepada kelahiran untuk yangsampah [bagi/kepada] empat muda.
Manusia kadang-kadang berburu binatang buas mirip harimau untuk bulu binatang keindahan mereka. Orang dibahayakan populasi, binatang buas mirip harimau Iberian, perjuangan untuk